12 Tahun Berkarya untuk Literasi Anak Papua

Seminggu sekali, sekitar pukul 14:00, Mama Yunne akan menggunakan perahunya untuk menjemput anak-anak dan mengantar mereka ke Rumah Baca. Kegiatan mengantar-jemput anak-anak dan mendampingi mereka di Rumah Baca telah ia jalani selama 12 tahun. Tak jarang, Mama Yunne harus menggunakan uang pribadi untuk membeli bahan bakar perahu. Tapi ia setia menjalani perannya demi anak-anak Papua yang lebih terampil membaca dan menulis.
Jika tidak ada sosok seperti Mama Yunne, anak-anak di perkampungan yang berada di Kabupaten Sentani, Papua akan kesulitan mengakses kegiatan literasi di luar sekolah. Warga kampung hanya mengandalkan perahu sebagai alat transportasi. Sedangkan kadang orang tua juga bertani atau mencari ikan sehingga tidak mungkin mengantar-jemput anak-anaknya untuk berkegiatan di luar rumah. Peran inilah yang Mama Yunne ambil. Baginya, lebih baik ia mengantar-jemput anak-anak di sekitarnya daripada mereka tidak mendapat waktu bermain dan belajar di luar sekolah.
“Mama mau lakukan ini karena sesuai dengan panggilan. Hati Mama sudah menyatu dengan anak-anak. Kalau bukan Mama, siapa lagi. Mama senang bisa ikuti susah-senang bersama anak-anak,” tuturnya.
Selain mengantar-jemput anak-anak, Mama Yunne utamanya adalah seorang pendamping di Rumah Baca. Rumah Baca adalah tempat di mana anak-anak dapat bermain dan belajar materi-materi literasi dan numerasi. Keberadaan Rumah Baca di tengah kampung menjadi salah satu upaya yang berarti bagi peningkatan keterampilan literasi anak-anak di Kabupaten Sentani. Keberadaan Rumah Baca merupakan kerja sama antara masyarakat dengan Wahana Visi Indonesia (WVI).
“Saya sejak 2013 terlibat dalam kegiatan bersama WVI, jadi pendamping anak. WVI kasih saya pelatihan, saya kembali dan terapkan di Rumah Baca masing-masing. Dulu namanya masih Kelompok Belajar Anak, sekarang berubah jadi Rumah Baca,” cerita Mama Yunne.
Bagi Mama Yunne, kegiatan di Rumah Baca lebih dari mengajarkan anak membaca dan menulis. Ia juga menanamkan nilai-nilai positif pada anak-anak yang ia dampingi. Di dalam perahu ataupun dalam ruangan Rumah Baca, Mama Yunne selalu memberikan dorongan dan nasihat agar anak-anak semangat belajar baik di sekolah atau di luar sekolah, menjadi anak yang baik, menjadi anak yang menjadi contoh bagi anak-anak lain.
Komitmennya dalam mendampingi anak-anak di kampungnya dengan sepenuh hati telah berhasil membawa beberapa anak berhasil menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Kini, Mama Yunne masih menjalani panggilan hatinya. “Harapan Mama, anak-anak Papua jadi anak-anak yang baik. Berguna untuk keluarga, untuk kampung, untuk lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Ketulusan dan dedikasi Mama Yunne telah menjadi kontribusi yang berarti bagi masa depan banyak anak di Kabupaten Sentani. Dari Mama Yunne, anak-anak melihat bagaimana seorang pendamping sungguh peduli pada kehidupan mereka. Oleh karena itu, anak-anak yang didampinginya selalu mendoakan agar Mama Yunne sehat sehingga bisa terus antar-jemput dan ajar mereka di Rumah Baca.
Wawancara dan dokumentasi Mama Yunne merupakan kontribusi dari kunjungan Kompas dan Good News From Indonesia ke daerah dampingan WVI di Kabupaten Sentani, Papua.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)
Dokumentasi: Nasrun Katingka (Jurnalis Kompas)