Berawal dari Pemicuan, Berakhir dengan Air Bersih dan Jamban Sehat

Berawal dari Pemicuan, Berakhir dengan Air Bersih dan Jamban Sehat

Berjarak kurang lebih 26 km dari pusat kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, terletak sebuah desa yang berada di daerah dataran tinggi dengan udara yang cukup sejuk dan penduduk cukup padat. Area sekitar desa dikelilingi banyak pohon serta dekat dengan danau membuat anak dan masyarakat di desa tersebut memiliki sumber air yang cukup untuk sebagian besar wilayah desa. 

Walaupun memiliki sumber air, salah satu dusun masih menghadapi masalah sanitasi yang belum layak. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk menggunakan jamban sehat yang berpengaruh juga terhadap kesehatan anak-anak. Terkait hal ini, beberapa kegiatan seperti Pemicuan STBM, Pelatihan Modul WASH bagi para tokoh agama telah dilakukan di dusun tersebut. Kegiatan-kegiatan ini penting dilakukan agar muncul kesadaran dari masyarakat serta tokoh agama untuk terlibat dalam menyebarkan Pola Hidup Bersih dan Sehat. 

Ibu Pendeta Desi sebagai salah satu tokoh agama yang terlibat aktif dalam Pemicuan STBM dan Pelatihan Modul WASH, merupakan sosok yang sangat berperan aktif dalam melakukan tindak lanjut pemenuhan akses air bersih dan sanitasi layak yang berupa jamban sehat. 

Pemicuan STBM yang dilakukan WVI bersama GMIT di tahun 2022, berbuah manis di tahun 2024. Setelah pemicuan, Ibu Desi bersama tokoh-tokoh agama lainnya melakukan monitoring ke semua rumah. Sebelum dilakukan Pemicuan STBM, kondisi kesehatan anak-anak di desa cukup memprihatinkan karena sering terjadi kasus diare dan muntaber pada anak. Hal ini disebabkan oleh perilaku Buang Air Besar Sembarang (BABS) yang masih terjadi di keluarga. 

Pemantauan yang dilakukan oleh Ibu Desi berhasil menggugah kesadaran masyarakat dan juga anak-anak untuk mulai menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat dengan mengganti jamban ke leher angsa, membiasakan rajin mencuci tangan dengan sabun, dan stop Buang Air Besar Sembarangan. Dari data hasil pemantauan, terlihat kebutuhan air bersih dan sanitasi di masyarakat cukup besar sehingga Ibu Desi bersama semua tokoh agama di desa, aktif mencari sumber pendanaan. 

“Bagi saya, kesehatan ini sangat penting dan kita tidak bisa memulai dari luar tapi dari dalam rumah sendiri dengan mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Saya juga mendorong tokoh agama untuk berperan dalam kegiatan ini karena tokoh agama adalah pemimpin yang mendorong masyarakat dan menjadi contoh dalam mendukung pengembangan di desa. Dari pemantauan tersebut, kami mempunyai data sebagai landasan untuk mencari donor dan dengan pendanaan dari salah satu lembaga, kami dapat membangun JAB dengan metode gravitasi dan jamban sehat bagi jemaat yang belum menggunakan jamban sehat. Untuk KK yang mendapat bantuan juga kami prioritaskan bagi yang kurang mampu secara finansial,” cerita Ibu Pendeta Desi. 

Sebagai tokoh agama, Ibu Desi memegang peranan penting dalam menyadarkan, menggerakkan, dan menjamin keberlanjutan jaringan air bersih dan sanitasi layak ini. “Dengan terpenuhinya akses air bersih dan sanitasi yang layak, anak-anak lebih mudah mengakses air bersih, hidup lebih sehat dan menghemat waktu untuk mengambil air sehingga ada waktu untuk belajar dan bermain, dan yang terutama menghindarkan anak dari kekerasan seksual yang dapat terjadi karena jarak sumber air yang cukup jauh dari rumah. Harapan saya, kesejahteraan anak terpenuhi mulai dari dalam rumah yang nyaman karena akses air dan sanitasi layak sudah terpenuhi,” pungkasnya. 

 

 

 

Penulis: Christi Sirituka (WASH BP Officer di Kabupaten Timor Tengah Selatan) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait