Eksplorasi dan Inovasi Diri bersama WVI

Tiga belas tahun Olga belajar dan bertumbuh bersama Wahana Visi Indonesia. Ia telah memberikan kontribusi besar dalam pekerjaan pengembangan masyarakat dan tanggap bencana di Sulawesi Tengah dan beberapa area lain seperti Asmat, Papua. Selama bekerja di WVI, Olga menjadikan perubahan pada anak dan masyarakat sebagai inspirasi transformasi dirinya. Bersama WVI, Olga menjadi sosok yang lebih eksploratif dan inovatif.
“Transformasi yang berkesan buat saya adalah tentang membangun kepercayaan diri untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan keluar dari zona nyaman, dan masih terus berproses dalam diri saya,” tutur perempuan yang saat ini bertugas sebagai Monitoring, Evaluation, and Learning Coordinator untuk kantor-kantor operasional WVI di Sulawesi Tengah. Olga yang sebelumnya memilih untuk banyak bekerja di belakang meja akhirnya mampu menempatkan diri sebagai staf lapangan yang cekatan tapi juga jeli. Pengalamannya terlibat dalam tanggap bencana gizi buruk di Asmat, Papua menjadi momen titik balik bagi Olga.
“Selama penempatan di Asmat, saya menghadapi risiko keamanan, kesehatan, serta perubahan konteks pekerjaan yang signifikan. Tanggap bencana di Asmat dengan jumlah staf yang sangat terbatas memaksa saya untuk turun ke lapangan melakukan kemitraan dan koordinasi dengan berbagai pihak. Padahal saya sebelumnya selalu nyaman berkutat dengan data di kantor. Membayangkan perjalanan menggunakan speedboat melewati rawa dan sungai untuk kunjungi distrik dampingan membuat saya takut tapi saat melaluinya malah jadi pengalaman paling berkesan,” cerita Olga.
Ketika Olga memilih untuk belajar lebih eksploratif, ia pun melihat bagaimana kesempatan demi kesempatan bergulir. Salah satu pencapaian terbesar Olga adalah ketika ia berhasil memimpin proses asesmen yang dilakukan bersama 42 lembaga kemansuiaan berskala lokal dan nasional. Selain melibatkan banyak lembaga, asesmen ini dilakukan saat terjadi bencana gempa bumi di Sulawesi Barat pada tahun 2021 yang bersamaan dengan pandemi COVID-19. “Setelah saya berhasil memimpin proses ini, saya juga berkesempatan mempresentasikan hasil asesmen kepada pemerintah nasional dan provinsi — sebuah pencapaian besar yang sangat berarti bagi saya secara pribadi dan profesional,” ungkap perempuan yang berasal dari Palu, Sulawesi Tengah ini.
Pintu masuk Olga ke dunia kemanusiaan adalah data. Olga membangun karier sebagai sosok yang memahami seluk beluk pemantauan, evaluasi, dan dokumentasi praktik baik program-program yang diimplementasikan oleh WVI. Sejak ia bergabung sebagai staf pada tahun 2012 hingga sekarang, Olga dapat menyimpulkan bahwa bekerja di WVI mengasah keterampilannya mengelola data menjadi alat advokasi dan pendorong perubahan.
“WVI membantu saya melihat sisi lain dari dunia kemanusiaan yaitu, akuntabilitas. Bagaimana kita mengolah data untuk kemudian dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada donor, pemerintah, mitra, dan masyarakat,” tuturnya.
Menjadi seorang MEL Coordinator juga membuat Olga banyak menyaksikan dan mendokumentasikan transformasi yang anak-anak alami. Kesempatan bisa berdiskusi dan mendengar anak-anak menceritakan perubahan yang mereka alami merupakan salah satu pengalaman berharga bagi Olga. Pada satu kesempatan, Olga memfasilitasi kegiatan diskusi terarah dengan anak-anak di salah satu area dampingan WVI di Sulawesi Tengah. Diskusi tersebut membawa refleksi tersendiri bagi Olga.
“Salah satu anak yang menjadi peserta diskusi sangat pemalu dan lebih banyak diam dibandingkan teman-temannya. Ketika saya memberinya kesempatan untuk memperkenalkan diri, ia mengelak dan meminta temannya saja yang memperkenalkan diri. Saat itu, saya seperti melihat diri saya yang lama. Saya merenungkan bahwa perubahan kepercayaan diri pada anak sangat berharga untuk diceritakan di laporan atau cerita praktik baik dari lapangan. Banyak perubahan besar pada anak dimulai justru dari tumbuhnya rasa percaya diri, ketika mereka mulai berani menceritakan siapa diri mereka dan apa yang mereka alami,” tutur Olga.
Belajar dan bertumbuh bersama WVI menjadi salah satu batu pijakan yang penting dalam hidup Olga. Baginya, WVI adalah kampus dan keluarga kedua. Sebuah tempat yang bukan hanya untuk bekerja tapi juga membuka banyak kesempatan pengembangan kapasitas bagi stafnya. Kekeluargaan antar staf yang melayani di kantor operasional juga menjadi salah satu hal baik yang membuat Olga betah di WVI. “Hubungan antarstaf tidak hanya dibatasi oleh target kerja, tetapi juga dibangun atas dasar kepedulian, saling mendukung, dan kekeluargaan, termasuk dengan keluarga para staf,” pungkasnya.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)