Ibu Sibuk juga Bisa Jaga Anak Tetap Sehat

Meskipun menjalani peran sebagai pemimpin desa, Sriwarni tidak mengabaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Padahal ia juga menjalani peran lain sebagai seorang petani di desa. Ibu dari seorang balita laki-laki bernama Dient ini memiliki tips yang efektif dan efisien agar kebutuhan gizi anaknya tetap terpenuhi. Sibuknya aktivitas sehari-hari tidak menjadi alasan bagi Sriwarni untuk mengabaikan pemenuhan gizi anaknya.
Melihat bagaimana Sriwarni mengasuh Dient di tengah beragam aktivitas, ibu-ibu lain di desa pun mulai tergerak untuk meniru. Awalnya, para ibu di desa yang berada di Kabupaten Nias Selatan ini kurang memiliki kepekaan akan pentingnya pemenuhan kebutuhan anak, terutama kebutuhan gizi yang cukup dan tepat. Orang tua seringkali lebih mengutamakan bertani daripada memerhatikan apa yang anaknya makan sehari-hari. Karena bertani sangat menyita waktu para ibu, ada isu lain yang muncul. “Di desa ini, karena dekat dengan pekan (pasar) maka ibu balita lebih banyak membeli semua jenis sayuran daripada menanam sendiri, padahal sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai petani,” jelas Sriwarni.
Ia pun mulai mencoba menggunakan keterampilannya sebagai petani untuk bercocok tanam sayur yang dapat dikonsumsi oleh keluarganya, terutama Dient. Memanfaatkan halaman rumah dan mencoba metode tanam hidroponik, Sriwarni berhasil memanen banyak sayuran yang bisa jadi variasi sumber makanan bergizi untuk sekeluarga.
“Setelah tiga bulan saya melihat sayurnya tumbuh dengan baik dan bisa dipanen. Lalu saya memetik dan memasak, mencampurkan dengan makanan lainnya, lalu saya berikan kepada anak saya. Kami sudah sampai 7-8 kali panen dan itu dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga. Saya merasakan ada perubahan karena sekarang saya bisa variasikan sayur dengan bahan makanan yang mengandung unsur hewani seperti ayam atau ikan,” cerita Sriwarni.
Akses yang semakin dekat dengan sayuran juga berjalan beriringan dengan peningkatan wawasan Sriwarni dalam mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan bergizi seimbang. Ia mendapat berbagai resep makanan bergizi seimbang untuk balita melalui kegiatan Pos Gizi yang diadakan di desanya. “Anak saya sebelumnya berat badannya 7,7 kg dan sekarang naik jadi 8,1 kg. Sayur sudah tidak perlu beli lagi jadi secara ekonomi lebih untung, dan anak saya juga bisa konsumsi sayur yang sehat,” ungkapnya.
Beragam kegiatan yang Sriwarni ikuti di desanya dalam berjalan baik karena kerja sama yang terjalin antara Wahana Visi Indonesia yang bermitra dengan Lembaga Obor Berkat, dengan masyarakat serta para tenaga kesehatan. Kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi balita kini berjalan dengan lebih baik. Contohnya, Posyandu diselenggarakan setiap bulan dan para ibu sudah antusias memantau tumbuh-kembang balitanya, keluarga-keluarga seperti Sriwarni mulai memanfaatkan halaman rumah untuk dijadikan Kebun Gizi, dan orang tua makin pintar mengolah makanan bergizi seimbang karena sama-sama belajar di Pos Gizi. Intervensi yang menyeluruh ini memiliki tujuan besar yaitu, anak Nias Selatan bebas dari berbagai masalah gizi, anak Nias Selatan tumbuh sehat dan dapat menjadi generasi penerus yang cemerlang.
Kontributor: Theoli Gulo (Staf kantor operasional WVI di Nias Selatan)
Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)