Warisanku Cinta Kasih Bukan Materi Semata

Warisanku Cinta Kasih Bukan Materi Semata

Pengasuhan di masa sekarang telah mengalami banyak perubahan seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi, dan pemahaman tentang perkembangan anak. Berbeda dengan cara pengasuhan tradisional yang lebih mengutamakan otoritas dan disiplin ketat, pengasuhan masa kini cenderung lebih menekankan pada pendekatan yang berbasis kasih sayang, komunikasi yang terbuka, serta pengertian terhadap kebutuhan emosional dan psikologis anak. 

Mutmainah, seorang ibu muda berusia 27 tahun dari Kabupaten Sigi, awalnya mengasuh anak-anaknya dengan cara yang sangat otoriter. Sebagai ibu yang baru menikah dan memiliki dua anak kecil, Zidan (6 tahun) dan Habiba (4 tahun), ia sering merasa frustrasi dan terburu-buru, sehingga tak jarang ia melayangkan cubitan atau makian pada anak-anaknya. Waktu dan perhatian untuk tumbuh kembang anak-anaknya sering terabaikan karena kesibukannya menjalankan usaha bersama suami. 

Namun, hidup Mutmainah berubah saat ia bergabung dalam kelompok pendukung orang tua yang difasilitasi oleh Yayasan Sikola Mombine bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia. Di sana, ia belajar pentingnya kasih sayang, kesabaran, dan kehadiran orang tua dalam setiap fase kehidupan anak. Melalui bimbingan dan diskusi dengan orang tua lain serta tokoh agama, Mutmainah mulai sadar bahwa cara pengasuhan yang penuh kekerasan tidak akan membawa kebaikan bagi masa depan anak-anaknya. 

Pelan-pelan, ia mulai mengubah cara berinteraksinya dengan anak-anak. Ia belajar untuk mengenali karakter Zidan dan Habiba, serta mengontrol emosinya dengan lebih baik. Mutmainah juga merasa beruntung karena suaminya sangat mendukung, turut terlibat dalam mengasuh anak-anak dan membantunya menjalani tugas-tugas rumah tangga. 

Mutmainah mengungkapkan, "Saya merasakan dampak positif dari pengetahuan yang saya dapatkan. Bergabung di Kelompok Pendukung Keluarga membuat saya belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan menyadari kesalahan saya. Meskipun saya masih muda dan kurang pengalaman, saya bertekad memberi yang terbaik untuk anak-anak saya. Saya mulai mengenali karakter mereka dan belajar mengontrol emosi. Kami bukan keluarga kaya, tapi saya berusaha agar kasih sayang saya bisa dirasakan anak-anak, hingga mereka punya anak sendiri nanti," tuturnya. 

Kini, Mutmainah merasa lebih percaya diri dan bahagia dalam menjalani peran sebagai ibu. Meskipun ia bukan ibu yang sempurna, ia berkomitmen memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya—baik dari segi kasih sayang maupun perhatian. Mutmainah berharap, dengan semakin banyaknya orang tua yang sadar akan pentingnya pengasuhan yang penuh cinta dan tanpa kekerasan, desa tempat ia tinggal bisa menjadi tempat yang lebih baik bagi generasi penerus. 

 

 

 

 

Penulis:   Yuyun Agustina (Community Organiser Yayasan Sikola Mombine, mitra operasional WVI di Kabupaten Sigi) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait